Untuk Apa / Untuk Apa? - Hindia

Untuk Apa / Untuk Apa?

Hindia

00:00

06:18

Song Introduction

Hindia baru-baru ini merilis lagu berjudul "Untuk Apa" yang menampilkan ciri khas musik indie-nya. Lagu ini mengusung tema introspeksi dan pencarian makna dalam kehidupan sehari-hari, dengan lirik yang mendalam dan aransemen yang emosional. "Untuk Apa" mendapatkan sambutan positif dari para penggemar dan kritikus musik di Indonesia, memperkuat posisi Hindia sebagai salah satu musisi inovatif dalam industri musik tanah air. Video musiknya yang kreatif juga turut mendukung kesuksesan lagu ini di berbagai platform digital.

Similar recommendations

Lyric

(And it wasn't social intelligence)

(It wasn't good looks, physical health, and it wasn't IQ)

(It was grit)

Rumah ini dahulu sederhana

Ruang demi ruang dibangun bersama

Angan-angan yang dulu mimpi belaka

Kita gapai segala yang tak disangka

Tak sadar menimbun lebih berharga

Berdiri di atas yang lebih bermakna

Anak tangga yang berlebihan jumlahnya

Mendaki terus entah mau ke mana

Dan kau selalu bertanya, "Untuk apa?"

Mengelak kerap kutemukan jawabnya

Medusa dan semakin keras kepala

Seakan hidup hanya untuk bekerja

Mengejar mimpi sampai tak punya rasa

Mengejar mimpi sampai lupa k'luarga

Mengejar mimpi, lupa dunia nyata

Mengejar mimpi, tapi tidak bersama

Padahal katanya uang takkan kemana

Jika memang rezeki, ya, 'kan ditransfer juga

Namun dikejar terus seakan satwa langka

Diprosesnya melintah, lupa jadi manusia

Melihat hawa jadi panas, lupa cuaca

Tertiup angin, buah jatuh digigit juga

Seakan perlu banyak seperti Dewa Siwa

Padahal manusia hanya bertangan dua

Kasur yang luas tapi bangun sendiri

Mobil baru mengkilap, tanpa penumpang di kiri

Banyak sepatu, minim privasi, susah pergi

PS4, Nintendo Switch tanpa player dua

Dan dahulu kau bertanya, "Untuk apa?"

Lalu kuperhatikan ini semua

Barang mahal yang tidak ada harganya

Dan sekarang ku bertanya, "Untuk apa?"

Terlepas apa yang engkau percayai

Tetap takkan ada yang dibawa mati

Kembali ke tanah dan tumbuh cemara

Mana saja harta yang lebih berharga?

Terlepas apa yang engkau percayai

Tetap takkan ada yang dibawa mati

Kembali ke tanah dan tumbuh cemara

Mana saja harta yang lebih berharga?

Terlepas apa yang engkau percayai

Tetap takkan ada yang dibawa mati

Menimbun surga yang tak bisa dibagi

Akhirnya pun wafat sendiri-sendiri

Mengangkat ikat rambutmu yang tertinggal

Di lengan kiri mobilku, terakhir kita menonton

Jariku tak juga kuat, sungguh janggal

Lebih berat dari seribu ton

Satu dari ribuan hal kecil

Yang sekarang menjadi terampil

Menggosok garam di atas luka

Dulu tak ada apa-apanya

Rute pagi yang dahulu ceria

Menu favorit kini hambar rasanya

Foto yang tak berani dilirik mata

Kontak sekarang jadi sebatas nama

Masing-masing selamat dan bercerita

Namun tidak lagi miliki bersama

Cepat namun sendiri, untuk apa?

Bersama tapi meracuni, untuk apa?

Cepat namun sendiri, untuk apa?

Bersama tapi meracuni, untuk apa?

Cepat namun sendiri, untuk apa?

Bersama tapi meracuni, untuk apa?

- It's already the end -